Jumat, 02 Desember 2011

SILINDER HIDRAULIK

Silinder hidraulik adalah sebuah tabung yang dilengkapi dengan piston serta ruang untuk fluida. Silinder hidrulik adalah unit yang merubah energi hidraulik menjadi energi mekanik (gerakan). Berdasarkan rancangan sebuah silinder hidraulik dapat menggunakan gaya-gaya kompresi atau gaya-gaya tegang, dimana gaya tersebut tetap mulai dari awal sampai akhir dari langkah piston yang kecepatannya tergantung pada pengisian minyak per satuan waktu. Tipe silinder hidraulik yang banyak digunakan:
A. Silinder kerja tunggal
Silinder tipe ini hanya dapat memakai gaya pada satu arah saja. Langkah balik dari piston dilakukan dengan menggunakan pegas. Contoh penggunaan silinder kerja tunggal adalah system rem hydraulik tromol dimana untuk merubah energi hydraulik menjadi energi mekanik digunakan silinder roda satu piston atau dua piston
B. Silinder kerja ganda
Silinder kerja ganda dapat memindahkan gaya pada kedua arah dari gerakan. Silinder ini mempunyai dua saluran fluida, satu saluran untuk mendorong piston bergerak keluar dan satu saluran yang lain untuk mendorong piston unruk kembali ke posisi semula.
Gangguan – gangguan pada system hidraulik
Gangguan yang sering timbul pada system hidraulik dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. B o c o r
Kebocoran akan mudah dilihat bila system hidraulik sedang bekerja karena pancaran fluida lebih deras. Kemungkinan bocor terjadi pada bagian – bagian sebagai berikut:
a. Pipa atau selang
Pipa atau selang pecah karena sudah tua dan rapuh atau bergesekan dengan bagian lain dan dapat juga karena terlepas dari fittingnya. Untuk dapat mengetahui ada tidaknya gangguan kebocoran pada pipa atau selang , dapat dilakukan pemeriksaan sederhana yang tidak membutuhkan peralatan atau instrumen khusus. Pemeriksaan dilakukan secara visual dengan bantuan cermin.

b. Oil seal
Oil seal berfungsi mencegah kebocoran pada system hidraulik harus selalu diperiksa secara bekala. Oil seal pada bagian silinder tenaga adalah yang paling kritis, karena selalu keluar masuk. Kotoran pada poros atau laran piston dapat dengan mudah melukai sebuah oil seal ketika didorong masuk ketempat semula. Kerusakan semacam ini dapat menyebabkan kebocoran yang hebat, sehingga system hidraulik tidak bekerja dengan sempurna bahkan tidak dapat bekerja sama sekali.Bila hal ini terjadi atsi dengan cepat kebocoran yangtimbul disekelilng poros atau laras piston tersebut, sebelum menjadi kebocoran yang besar. Karena oil seal bersifat peka harus dipasang dengan hati-hati dan sesuai petunjuk pabrik.

2. Terlalu panas
Temperatur pada reservoir hiraulik harus konstan sesuai anjuran dari pabrik, bila system hidraulik terlalu panas yang paling mudah adalah memeriksa oil coollernya, apakah dalam keadaan bersih dan berfungsi sebagaimana mestinya. Panas yang terjadi pada system hidraulik kemungkinan akibat gangguan pada:
a. Adanya udara palsu
Adanya udara palsu pada sistem hidraulik dapat menaikan temperatur karena udara bila dikompresi temperaturnya akan naik, pada tekanan 140 kg/cm2 temperatur udara dapat mencapai 110 derajat Celcius. Bila ini yang terjadi lakukan langkah – langkah pengeluaran udara melalui katup atau nipel yang tersedia.
b. Bocor internal
Bocor ini tidak terlihat karena terjadi pada bagian dalam komponen dari system hidraulik, sehingga bila ingin mengetahui adanya kebocoran harus melakukan pembongkaran pada komponen yang diduga ada kebocoran contohnya:
· Pompa hidraulik
· Control valve
· Relief valve

Tidak ada komentar:

Posting Komentar